Jelaskan 3 kota yang menjadi basis gerakan perlawanan dinasti abbasiyah
Jawaban
3 kota yang menjadi basis gerakan perlawanan Dinasti Abbasiyah adalah Kufah, Khurasan dan Humaymah.
Pembahasan
Bani Abbasiyah adalah keturunan dari Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu paman Nabi Muhammad SAW yang paling muda. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, ketidakpuasan atas kepemimpinan Khalifah Umayyah membuat Bani Abbasiyah mempersiapkan gerakan untuk menggulingkan Daulah Umayyah.
Perjuangan mendirikan Daulah Abbasiyah dilmulai ketika Daulah Umayyah dipimpin oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis. Kondisi negara yang aman dan tenteram pada masa itu dijadikan kesempatan oleh Bani Abbasiyah untuk menyusun kekuatan.
Bani Abbasiyah memusatkan gerakannya di tiga kota yaitu:
- Humaymah, sebuah kota yang terletak di wilayah Suriah sekarang. Di kota ini tinggal seseorang yang memulai dakwah Abbasiyah dan peletak dasar-dasar pergerakan Bani Abbasiyah yaitu
- Muhammad bin Ali, cicit dari Abbas bin Abdul Muthalib. Humaymah dijadikan pusat perencanaan organisasi oleh Bani Abbasiyah.
- Khurasan, sebuah kota yang terletak di wilayah Iran sekarang. Di khurasan banyak terdapat pendukung keluarga Bani Hasyim yang merupakan keluarga Nabi Muhammad SAW. Warganya digambarkan pemberani, berfisik kuat, tinggi tegap, teguh dalam pendirian, tidak mudah terpengaruh nafsu dan tidak mudah dibingungkan oleh kepercayaan yang menyimpang. Bani
- Abbasiyah menjadi Khurasan sebagai pusat kegiatan praktis pergerakannya, dan berharap dakwah Bani Abbasiyah di sini mendapatkan dukungan luas.
- Kufah, sebuah kota yang terletak di wilayah Irak sekarang. Di kota Kufah banyak terdapat penduduk yang menganut aliran Syiah dan merupakan pendukung Khalifah ke-4 dari Klufaur
- Rasyidin, Ali bin Abi Thalib, yang merupakan musuh Mu’awiyah, pendiri Daulah Umayyah. Oleh Bani Abbasiyah, Kufah dijadikan kota penghubung antara Humaymah dan Khurasan.
Tokoh-tokoh pergerakan Bani Abbasiyah antara lain Muhammad bin Ali, Ibrahim Al-Imam, dan Abu Muslim Al-Khurasany. Gerakan Bani Abbasiyah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Propaganda dan gerakan bawah tanah secara diam-diam untuk menyusun kekuatan. Hal ini dilakukan karena pada awal gerakan, Dinasti Umayyah masih sangat kuat.
- Melakukan politik bersahabat, artinya tidak menunjukkan permusuhan dengan pihak manapun termasuk Daulah Umayyah
- Menonjolkan nama Bani Hasyim untuk menarik simpati umat Islam dan mendapat dukungan kelompok Syi’ah. Bani Abbasiyah memang termasuk keluarga Bani Hasyim dari leluhurnya, Abbas bin Abdul Muthalib.
Langkah-langkah di bawah ini berhasil menghimpun kekuatan yang sangat besar yang tidak mampu dibendung lagi oleh Dinasti Umayyah. Akhirnya, pada tanggal 9 Juni 747 M, Bani Abbasiyah memulai pemberontakan terang-terangan dengan mengibarkan bendera hitam yang menjadi panji Abbasiyah.
Khalifah terakhir Daulah Umayyah, Marwan bin Muhammad, yang mewarisi kondisi negara yang kacau balau, tidak mampu lagi menanggulangi pemberontakan ini. Satu demi satu kota penting Daulah Umayyah jatuh, termasuk Kufah pada tahun 149 M.
Pada bulan Januari 750 M terjadi pertempuran besar yang menentukan di tepi Sungai Zab yang dimenangkan oleh pasukan Bani Abbasiyah. Ibukota Damaskus akhirnya jatuh ke tangan Bani Abbasiyah pada tanggal 26 April 750 M. Khalifah Marwan bin Muhammad berusaha melarikan diri namun terkejar dan terbunuh di Mesir. Daulah Abbasiyah pun berdiri dan mampu bertahan selama abad, dengan As-Saffah sebagai Khalifah pertama.